Skip to main content

Sudah 67 Juta Kader Bela Negara, Dibina Kementerian Pertahanan

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu

WANDINEWSPAPER - KBRN, Jakarta: Kementerian Pertahanan mentargetkan 100 juta kader untuk dilatih bela negara. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik, Brigjen TNI Djundan Eko Bintoro, dibutuhkan 100 juta kader untuk dibina, dan saat ini telah ada 67 juta kader yang telah dilatih bela negara.
“ Sudah ada 67 juta orang yang kami bina dari jumlah  itu nantinya akan distandarkan hingga mencapai  100 juta,” kata Brigjen Djundan dalam dialog Pro3 RRI, Kamis (15/10/2015).
Djundan menambahkan juga dilaksanakan bina bela negara di Kodam-kodam untuk permintaan perguruan tinggi. Lima nilai  bela negara diantaranya cinta kepada tanah air, rela berkorban, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pancasila sebagai pedoman bernegara dan memiliki standar bela negara.
“Yang memiliki disiplin, kepribadian yang baik dan mampu bekerjasama bagi tim,” imbuhnya.
Pihaknya juga berupaya membentuk  4.500 kader yang bertujuan mampu  menyelenggaraan pembinaan kesadaran bela negara untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mensosialisasikannya kepada orang lain di lingkungan masing-masing.
“Jadi yang pertama perlu ditekankan adalah peningkatan  anggaran  untuk perioritas untuk mencapai Minimum Esensial Force (MEF), dan periotas-perioritas lainnya seperti pembangunan dan pengamanan perbatasan,” katanya.
Kementerian Pertahanan telah melaksanakan kerjasama  dengan 10 kementerian/lembaga seperti dengan  Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi untuk menuju kader 100 juta kader bela negara. (SAS/BCS)

Comments

Popular posts from this blog

Kapolda Jambi Ajak Warga Hindari Berita Hoax

Laporan Raden Soehoer Sumber : Infojambi.com WN-Jambi : Saat ini berita hoax makin menjadi-jadi, apalagi di media sosial. Kapolda Jambi, Brigjen Pol Muchlis AS, saat kunjungan kerja (kunker) ke Polres Batanghari, Rabu (7/3/2018) mengharapkan seluruh warga Jambi dan Batanghari menghindari berita hoax atau pemberitaan yang menyebarkan kebohongan, menyampaikan pesan pesan ujaran kebencian, termasuk provokasi yang menyebabkan masyarakat jadi berkotak-kotak atau berpecah belah. “Agar selalu kondusif, mulai saat ini hindari berita hoax dan sejenisnya,” kata Kapolda. Brigjen Pol Muchlis AS Orang nomor satu di Kepolisian Daerah Jambi ini merupakan putra Batanghari. Dia juga menyampaikan pesan khusus untuk masyarakat Kabupaten Batanghari, agar selalu menjaga situasi yang sudah kondusif dan menjaga kebhinekaan. “Untuk masyarakat Kabupaten Batanghari, saya berpesan agar menjaga situasi yang sudah kondusif. Menjaga nilai-nilai kebersamaan dan kebhinekaan dan saling menghorm

Kelahiran TNI Mulanya Tidak Direstui

Pelantikan Jendral Soedirman dilakukan oleh Presiden Soekarno [Foto/Perpustakaan Nasional] Pemerintah RI setelah proklamasi lebih mengedepankan jalur diplomasi ketimbang membentuk angkatan perang. BKR bermunculan di berbagai daerah atas inisiatif kaum muda dan menjadi cikal-bakal TNI. Usulan agar dibentuknya angkatan perang RI sempat ditolak. Hingga lahirlah BKR yang pada akhirnya nanti beralih-rupa menjadi TNI. WN - Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 itu tidak hanya memberikan kebahagiaan, namun sekaligus kewaspadaan. Jepang masih menjadi ancaman meski sudah kalah perang. Bisa saja terjadi bentrokan sebelum pasukan Sekutu tiba untuk melucuti senjata mereka. Selain itu, Sekutu juga perlu diwaspadai. Situasi genting ini memunculkan silang pendapat antara kaum muda dengan golongan tua. Para pemuda menginginkan agar Indonesia secepatnya membentuk angkatan perang, setidaknya untuk membela diri jika terjadi hal-hal di luar perkiraan. Apalagi, di berbaga

Presiden Joko Widodo : Tidak Ada Ruang Bagi PKI

JAKARTA- Presiden Joko Widodo  menegaskan agar sejarah kelam kekejaman PKI terulang lagi. Demikian disampaikannya saat menghadiri peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur,  (1/10). Bagi Jokowi, Hari Kesaktian Pancasila ini memiliki empat makna. "Yang pertama, jangan sampai sejarah kelam, kekejaman PKI, itu terulang lagi," Tegas Jokowi usai menghadiri upacara di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur,(1/10). Selanjutnya, Hari Kesaktian Pancasila harus dimaknai agar bangsa Indoensia tetap berpegang teguh pada Pancasila dan menjaga persatuan kesatuan. Sehingga, tak ada ruang bagi ideologi-ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila di Tanah Air. "Apalagi memberi ruang kepada PKI. Tidak," tegasnya. Makna ketiga yakni menegaskan posisi pemerintah yang berpegang teguh terhadap TAP MPRS Nomor 25 tahun 66. Di mana dengan jelas dilarang adanya PKI. "Artinya apa? Komitmen kita, komitmen sa